Followers

19.4.11

Perkongsian: Jangan Mengejar Pengiktirafan Orang

15 Jamadilawal 1432H. [MOD] - seutastasbih.blogspot.com

Apabila kita melakukan kebaikan yang terlihat oleh orang lain, pasti akan ada yang mengatakan, “wah, baguslah!” “awak memang baik” “jarang jumpa orang macam awak” “Hebatnya!”. Paling tidak pun, akan ada yang tersenyum menandakan sebuah penghargaan diberikan kepada kita. Lantas kita menjadi termotivasi dan bersemangat untuk terus melakukan kebaikan. Kita merasakan ada nilainya kebaikan tersebut pada pandangan mata manusia. Bagaimanakah pula keadaannya apabila ada yang mengatakan “eleh, tu nak tunjuk baik la tu” “buang masa awak saja buat macam tu” “jangan buat macam tu lagi lain kali!”, apakah kesannya kepada diri kita? Adakah kita masih terus melakukan kebaikan tersebut atau kita meninggalkannya? Kesan yang berlaku atas diri kita daripada respons positif dan negatif orang lain ini menjadi indikator kepada keikhlasan kita dalam beramal.

Nilai sesebuah amal itu tidak ditentukan berdasarkan kepada pujian manusia. Apa yang lebih penting adalah nilai yang telah Allah gariskan dalam Al-Quran atau yang ditekankan oleh Rasulullah dalam Hadith baginda. Apabila telah ada saranan untuk melakukan sesebuah amal daripada Allah dan Rasul, maka ia tetap mempunyai nilai yang tinggi sama ada orang lain memuji atau mengeji. Dalam ertikata lain, orang yang ikhlas tidak akan berganjak sedikitpun daripada sebuah amal yang baik, bahkan dia sentiasa istiqomah dengan kebaikan. Tidak bertambah kerana pujian, atau berkurang kerana kejian. Berbeza dengan seseorang yang mengejar pengiktirafan manusia, bila dipuji dia berbangga dan menambah lagi kebaikan, bila dikeji dia merasakan seolah-olah azab Allah menimpanya lalu dia meninggalkan amal baik tersebut. Konsistensi amalannya bergantung kepada respons manusia terhadapnya.

Seseorang yang saya maksudkan tersebut boleh jadi kita sendiri, termasuk saya yang menulis. Pernahkah kadang-kadang kita merasa kagum dengan mujahid Islam yang syahid lantas kita juga bercita-cita untuk syahid sepertinya? Namun jauh di sudut hati kecil kita bersuara, “tentu aku akan dikenang orang”. Pernahkah kita membaca karya agung Ulama’-ulama’ silam lantas kita ingin berkarya seperti mereka? Hati kecil kita masih lagi bersuara, “tentu orang akan menyanjung aku”. Tatkala kita melayani perasaan tersebut dan berusaha mengejar pengiktirafan manusia, maka amal kita telah dicemari dan tidak lagi ikhlas. Namun kita tidak mempunyai kuasa untuk menghalang perasaan tersebut daripada timbul sama sekali, apa yang boleh kita usahakan ialah menentangnya dan melawannya.

Oleh itu, matlamat yang jelas perlu ditentukan sejak kita berniat melakukan sesebuah amal sehinggalah kita habis melaksanakannya. Keikhlasan itu perlu dijaga sebelum, ketika dan setelah melakukan sesebuah amal. Susah memang susah, sebab itulah perlunya mujahadah. Sampai bila? Sampai kita bertemu Allah. Saya masih ingat pesan ustaz kepada saya ketika dulu;

Berbuat baik ayuhai teman
ke dalam laut engkau campakkan
kalau tidak dikenal ikan
tuhanmu tahu iyakah, bukan

Bait syair di atas menyeru supaya kita ikhlas melakukan sesebuah amal hanya untuk keredhaan Allah dan hanya untuk mendapat ganjaran daripada Allah. Amal yang baik itu takkan sekali-kali disiakan oleh Allah. Bahkan apa yang terdetik di sudut hati kita juga tak pernah terlepas daripada pandangan Allah. Biarlah Allah yang menilai kebaikan kita dan memberikan ganjaran di akhirat. Firman Allah:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (At-Taubah: Ayat 16)

Saya pernah mendengar sebuah kata hikmah, “jika kamu tamakkan apa yang ada di sisi manusia, kamu akan dibenci Allah. Jika kamu tamakkan apa yang ada disisi Allah, kamu akan disanjung manusia”

Bahkan dalam memuji juga kita harus berhati-hati. Boleh jadi pujian kita itu akan menghancurkan saudara seagama kita. Pujilah sekadar yang perlu dan kembalikanlah hak menilai itu kepada Allah. Dalam sebuah Hadith Rasulullah berpesan:

“Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari bapanya r.a katanya: “Seorang lelaki memuji orang lain berhampiran Nabi s.a.w, lalu Nabi s.a.w berkata kepadanya: “Celaka kamu. Bererti kamu memenggal leher saudara kamu. (Kata-kata itu diucapkan baginda berulang kali.)“Apabila seorang kamu memuji saudaranya, seharusnya dia berkata: “Cukuplah bagi si fulan Allah sahaja yang menilainya. Tidak ada yang lebih berhak menilainya selain Allah Taala, sekalipun temannya tahu dia begini dan begitu.” (HR Muslim)

Jika ada yang memujimu, katakanlah “Alhamdulillah” dengan sebenar-benarnya.
Sumber: IDHAM LIM

6 comments:

  1. betul kak chik... syikin setuju..

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikumwbh kak chik:..

    Quote from my entry...

    I know, nobody's life is always smooth. Same goes to me. We can’t fly a kite unless you go against the wind and have a weight to keep it from turning a somersault. The same with man too right? No man will succeed unless he is ready to face and overcome difficulties and is prepared to assume responsibilities.

    May be not to some eyes. MMM It is not what they see that bothering me. I am not pleasing people at all, but Allah. I pray that everything will fall to its place when the time is right, for u and the rest:)

    ReplyDelete
  3. assalamualaikum,kak chik..itulah yg sebaik-baiknya..adalah lebih baik kita beramal semata-mata mengharapkan keredhaan Allah SWT..insyaAllah, ganjaran besar akan kita perolehi..

    ReplyDelete
  4. Wa'alaikummussalam Ayu. The quote really has deep meaning, Ayu and I know you are doing everything just to please Allah, no one else. Insyaallah we try to do our best in this life not because people like it but because Allah like it and for our own sake in the Hereafter.

    ReplyDelete
  5. Wa'alaikummussalam Ain. Benar sekali.

    ReplyDelete

Kakchik ucapkan terima kasih banyak sebab teman-teman sudi memberi komen. Insyaallah kakchik akan membalasnya secepat mungkin.

Related Posts with Thumbnails

KakChik's bookshelf: read

Twilight
Prinsip-prinsip Gerakan Islam
Travelog Impian Abadi: Itu Yang Tertulis
The Power of Focus
To The Moon and Back
Terapi Solat Tahajud
Slumdog Millionaire
Telaga Budi: Himpunan Kata-Kata Hikmah Nik Abdul Aziz Nik Mat
Insan, Ingatlah: Sebuah Panduan Menuju Hati yang Tenang
Parenting Skills: Based on The Qur'an and Sunnah
Indahnya Hidup Bersyariat
Raising Boys: Why Boys Are Different-And How to Help Them Become Happy and Well-Balanced Men
Dewey: The Small-Town Library Cat Who Touched the World
The Secret of Happy Children
Positive Parenting: The Importance of Communication in Family Life
Islam & Demokrasi
The Leader in You
Soal Jawab Remeh Temeh Tentang Puasa Tapi Anda Malu Bertanya...
Senyumlah, Apa pun Masalahmu Ia pasti akan berlalu
How To Enjoy Your Life And Your Job
}

Networkblogs